Abdul Qadir Al Jailani atau Abdul Qadir Gaylani adalah ulama fiqih yang kedudukannya dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme.. Syekh Abdul Qadir adalah orang Kurdi yang lahir di pada bulan Ramadhan tahun 1077 di Desa Nif, selatan Laut Kaspia, yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran.. Hingga kini masih terjadi perdebatan, antara Syekh Abdul Qadir lahir di tanggal 1 SyekhAbdul Qadir dianggap wali dan diadakan penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India. Di antara pengikut di Pakistan dan India, ia juga dikenal sebagai Ghaus-e-Azam. Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 M selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran atau tepatnya beliau lahir di KaromahSyekh Abdul Qadir Jaelani Memindahkan Manusia Pada mulanya aku memang tidak suka kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Walaupun aku merupakan seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram ataupun berpuas hati. Pada suatu hari, aku telah pergi menunaikan solat Jum'at. Katabijak dari seseorang yang suci seperti Syeh Abdul Qadir Jailani bisa membangkitkan motivasi yang luar biasa. Beliau adalah seorang guru sufi besar, yang SyekhAbdul Qadir Al-Jailani menganjurkan mereka untuk bertobat dari kemusyrikan seperti ini sebelum Allah menutup pintu semua makhluk-Nya untuk mereka. "Kemusyrikan seperti ini yang kusaksikan hinggap pada banyak orang, paling umum menghinggapi mereka yang bermaksiat." ( Albar) LABEL Agar mudah rezeki Mencari Rezeki Syekh Abdul Qodir Jaelani Kesempatanini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai beliau meninggal dunia. (Siyar A'lamin Nubala XX/442). Syeikh Ibnu Qudamah rahimahullah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. . Syekh Abdul Qadir al-Jailani. - Kata-Kata bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memiliki hikmah dan makna mendalam di setiap rangkaian kalimatnya. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini sebenarnya merupakan tokoh sufi yang mempunyai gelar Sulthonul Auliya atau raja dari seluruh para wali. Dia merupakan wali yang memadukan antara syariat sufisme secara praktis dan aplikatif. Selama menjalani kehidupan, Syekh Abdul Qadir menjadi wali yang sangat mahsyur. Ia termasuk wali yang pandai menguasai ilmu pengetahuan khususnya di bidang agama. Hingga saat ini namanya masih menjadi sangat populer di tengah masyarakat. Nama Syekh Abdul Qadir seringkali disebutkan dalam acara keagamaan bahkan manaqibnya sering dibaca oleh umat Islam di masa kini. Dirangkum dari beragam sumber, berikut adalah 20 rangkaian kata-kata bijak Syekh Abdul Qarim Al-Jailani yang bisa dibaca. 2 dari 5 halaman Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani 1. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari. 2. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. 3. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu. 4. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu. 5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya. 1. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari. 2. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. 3. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu. 4. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu. 5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya. 3 dari 5 halaman Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Penuh Hikmah 6. Dunia boleh saja ditanganmu atau berada di sakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya di dalam hati. Engkau boleh menyimpannya di luar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti "buah pikiran". 4 dari 5 halaman Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Bermakna Mendalam 11. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang dibutuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehnya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap. 5 dari 5 halaman Kata-Kata Bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Lainnya 16. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan. [bil] Jakarta - Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah seorang tokoh sufi yang memiliki gelar Sulthonul Auliya atau raja dari seluruh para wali. Beliau adalah wali yang memadukan antara syariat sufisme secara praktis-aplikatif. Syekh Abdul Qadir Al Jailani lahir di Iran pada Senin, 1 Ramadan 470 H yang bertepatan dengan tahun 1077 M. Pemilik nama lengkap Sayyid Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Musa Zangi Dausat Al-Jailani ini wafat di Baghdad pada Sabtu, 11 Rabiuts-Tsani 561 H/1166 M. Semasa hidupnya, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjadi wali yang masyhur. Ia termasuk wali yang pandai dalam menguasai ilmu pengetahuan, khususnya di bidang agama. Sampai sekarang nama Syekh Abdul Qadir Al-Jailani masih populer di tengah masyarakat. Kalender Hijriyah 2023 Daftar Hari Libur Umat Islam dan Link Download Gambarnya 20 Kata-Kata Bijak Ali bin Abi Thalib tentang Cinta, Indah dan Menyentuh Hati Banyak yang Geram Emak-Emak Asyik Joget di Masjid Al-Jabbar, Ini Adab di Tempat Ibadah Nama Syekh Abdul Qadir Al Jailani kerap disebutkan dalam acara keagamaan. Bahkan, manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani sering dibacakan oleh umat Islam masa kini. Tidak sedikit umat Islam yang mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya. Mereka juga mengambil hikmah dari apa yang disampaikannya. Kata-kata Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun menjadi nasihat yang amat berarti bagi umat Islam masa kini. Kata-kata yang sarat hikmah dan makna ini dapat memberikan energi positif kepada siapa saja pembaca atau pendengarnya. Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini kumpulan kata-kata hikmah bijak Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Semoga kata-kata ini dapat memberikan inspirasi dan pelajaran yang berarti. Saksikan Video Pilihan IniPidato Ngapak Gawe Ngakak !! Ora NGAPAK ora KEPENAKUmat Muslim berdoa di dalam kuil Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selama bulan suci Ramadhan di Srinagar 11/4/2022. Kuil berusia 200 tahun tersebut dibangun sebagai tanda penghormatan terhadapnya Syekh Abdul Qadir Jailani. AFP/Tausef Mustafa1. Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari. 2. Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. 3. Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu. 4. Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu. 5. Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya. 6. Dunia boleh saja ditanganmu atau berada di sakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya di dalam hati. Engkau boleh menyimpannya di luar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu. 7. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan. 8. Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang. 9. Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. 10. Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti "buah pikiran".Kumpulan Kata-Kata Syekh Abdul Qadir Al-JailaniSeorang umat Muslim berdoa di dalam kuil Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selama bulan suci Ramadhan di Srinagar 11/4/2022. Kuil bersejarah ini pernah dihadiri puluhan ribu umat Islam. AFP/Tausef Mustafa11. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan. 12. Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya. 13. Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang dibutuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya. 14. Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehnya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki. 15. Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap. 16. Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu. 17. Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah. 18. Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui. 19. Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki. 20. Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani. Bag. 1 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Beliau adalah seorang ulama salaf , ulama yang kehidupan sehari-harinya penuh dengan zuhud, istiqomah, dan selalu berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi. beliu dilahirkan pada tahun 1077 masehi, bertepatan dengan tahun 470 hijriyah. Dan untuk lebih jelasnya lagi mengenai riwayat hidup beliau; silahkan berkunjung ke → SINI ↓’ Beliau rahimahullah berkata ”Berpaling dari Allah ketika datangnya taqdir adalah mematikan agama, mematikan tauhid, mematikan tawakal, mematikan ikhlas, Bahwa hati seorang mukmin itu, tidak bisa diketahui bagaimana dan mengapa, bahkan orang mukmin itu berkata ”ya, ”semua jiwa berselisih dan saling kontra, maka barang siapa yang memperbaiki dan mensucikan jiwa, hendaklah bersungguh sungguh dan bermujahadah, berusaha membebaskan diri dari sifat yang buruk, semua keburukan bertempat dalam keburukan dan kerusakan bertempat dalam kerusakan, Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di-ridhoi-NYA, maka masuklah kedalam jamaah hamba hamba-KU, dan masuklah kedalam syurga-KU,” QS. Al-Fajr 27-30 . Dengan pertolongan dan penghargaan, bersabarlah kamu bersama-Nya, berdiri tegaklah bersama-Nya dan janganlah kamu lupakan Dia, karena setelah kamu mati akan terbangun kembali, dan hal itu akan bermanfaat bagi kamu. Bangunlah untuk Dia sebelum berjumpa dengan-Nya, bangunlah dan ingtlah kepada-Nya sebelum kamu diingatkan tentang urusanmu, lalu kamu menyesal pada waktu yang tidak bermanfaat suatu penyesalan, perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tindak tandukmu akan menjadi baik. Hati yang baik itu karena adanya takwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, bertauhid kepada-Nya dan ikhlas dalam beramal serta yakin akan kerusakan semua itu apa bila tidak ada tindakan-tindakan tersebut. Wahai manusia, zuhudlah di dunia dan ambillah bagian-bagianmu yang kamu peroleh dari dunia dengan tangan takwa dan wara’ lalu carilah akhirat dan beramallah kamu untuk akhiratmu, sadarkanlah jiwamu dan taatlah kamu kepada Allah Ta’ala, nasehatilah jiwamu terlebih dahulu untuk mengabdi kepada-Nya, lalu nasehatilah orang-orang selain kamu, bagaimana jadinya kalau kamu memperbaiki orang lain sedang kamu sendiri buta, Yang penting bagi kamu adalah, mendidik hatimu untuk selalu berbuat baik, tiada guna lidahmu mengajak orang lain, jika dalam hatimu masih bersarang kekotoran dan dosa syirik, bagaimana manusia akan mengikuti ucapanmu, jika dalam hatimu penuh dengan noda dosa, Kamu jangan seperti orang munafik, orang yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya dengan apa yang di ucapkannya, obatilah hatimu yang sakit sebelum kamu mengobati orang lain, Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang. Orang mukmin adalah orang yang tidak mau mengikuti kemauan hawa nafsunya dan hawa setan, jadikanlah hidup di dunia untuk mencari bekal buat akhirat, dan dalam setiap waktunya selalu dipergunakan untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Wahai hamba Allah, jagalah ketakwaan dan jagalah syari’at, siapkan dirimu untuk menekan kemauan nafsu, Allah telah berfirman kepada Nabi dan para Rasul untuk menyampaikan berita gembira dan kabar ancaman, Dimanakah rasa syukur dari kamu wahai orang yang berpaling dari Allah ? wahai orang yang melihat nikmat datang dari selain Allah ? adakalanya kamu melihat nikmat itu datang dari selain Allah, suatu saat nanti kamu akan datang menghadap-Nya dan akan melihat kesombonganmu, terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya. Wahai hamba Allah, apa bila sakit menimpamu, maka hadapilah dengan lapang dada dan penuh sabar, bertahanlah sampai datangnya obat, apa bila obat telah datang, terimalah dengan rasa syukur kepada Allah. jika kamu berbuat demikian, tentulah hidupmu akan di permudah dan di peringan dari masalah yang sedang kamu hadapi. Orang mukmin yang takut api neraka, itu adalah sebagai jalan yang bisa memutus derita orang mukmin itu sendiri, yang berdampak membawa kekuningan di wajah dan kesedihan di hatinya, niscaya Allah akan menuangkan air rahmat dan karunia dalam hatinya, baginya di bukakan pintu akhirat, sehingga mereka dapat melihat kebenaran janji yang telah di janjikan oleh Allah kepadanya. artikel ini ↑ sengaja diringkas dan diambil bagian-bagian terpentignya saja. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Syeikh Abdul Qodir Rahimahullah berkata ”janganlah engkau jadikan kecenderunganmu, kepada sesuatu yang engkau makan, yang engkau minum, yang engkau pakai, yang engkau kawini, yang engkau tempati, karena itu adalah kepentingan nafsu dan watak kemanusiaan saja, lalu dimanakah hikmah dan kecenderungan hati ? rahasia hati, yaitu mencari kebenaran Allah Ta’ala, maka jadikanlah kepentinganmu untuk kembali bertobat kepada Allah Ta’ala dan apa yang ada pada-Nya. Wahai hamba Allah, selisih usiamu pada hari ini, sudah cukup untuk persiapan akhirat, dalam menghadapi datangnya malaikat maut, Cinta kepada Allah dan cinta kepada Rasul itu ada pertalian dengan kefakiran dan cobaan, kalau manusia dalam keadan fakir ia akan terhindar dari tiga penyakit yang berbahaya Pertama Harta bisa membawa kepada berbagai kedosaan, karena sarana nafsu bermacam macam, seorang yang tak punya biaya untuk semacam kedosaan, hatinya tidak akan tergerak untuk melakukannya, timbulnya hasrat itu bila diri merasa sanggup, dan harta adalah sumber kesanggupan yang menggerakkan orang kepada maksiat dan perbuatan dosa, jika diperturutkan, niscaya ia binasa, dan kalau ditahan pahit benar rasanya, karena bersabar sewaktu sanggup adalah lebih berat, ujian senang lebih berat dari pada ujian susah. Kedua Harta itu menarik kepada bermewah di bidang yang mubah, mana bisa orang berharta makan roti gandum, berpakaian kasar, dan menghindari makanan mewah, sebagaimana yang telah di alami para Nabi dan Rasul,. kalau telah terbiasa menikmati keduniaan dan membiasakan diri dengan kemewahan, lalu menjadi kebiasaan yang tak dapat di tinggalkan lagi, mungkin suatu saat kita tak sanggup lagi mengongkosi diri dari usaha yang halal, maka terjerumuslah kita ke bidang syubhat, dan terbenam dalam suasana ria, berminyak air, berdusta, agar urusan dunia ini bisa teratur, dan agar hidup mewah, karena orang yang banyak harta , maka akan banyak pula keperluannya kepada orang lain, akhirnya terpaksalah ia ambil muka terhadap mereka, bila masih mungkin selamat dari bahaya yang pertama tadi, yaitu kesenangan duniawi, kita tak akan dapat selamat dari bahaya dunia ini. Ketiga Tidak dapat dihindarkan lagi, bahwa mengurus harta itu menyebabkan orang lalai dari mengingat Allah, dan setiap hal yang mengganggu dari mengingat-Nya, adalah suatu kerugian, Oleh sebab itu Nabi Isa as, menerangkan, bahwa dalam berharta terdapat tiga macam bahaya, yaitu, bila mengambil dari sumber yang tidak halal, kalaupun dari yang halal, dikhawatirkan di belanjakan kepada yang haram, kalaupun dari yang halal dan di belanjakan kepada yang halal, dikhawatirkan kita akan lalai dan terganggu dari mengingat Allah karena terlalu sibuk mengurus harta. Kalau manusia telah menyadari keberadaan ujian dan cobaan Allah Ta’ala, maka dalam hatinya tidak akan timbul kegoncangan dan kegundahan dalam mengarungi kehidupan ini, dan dia akan selalu tegar karena Allah. Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”sesungguhnya manusia amat durhaka, bila dilihatnya dirinya telah kaya harta” 7-6 pen. Mungkin dari tulisan di atas bisa kita ambil hikmahnya, islam tidak melarang umatnya untuk kaya, bahkan umat islam menganjurkan untuk banyak-banyak bersodakoh, ini artinya kita di tuntut untuk bekerja keras dalam mencari harta, silahkan bila ingin menjadi kaya raya namun jangan takut miskin dan janganlah harta kita menjadi penghalang bagi kita untuk beribadah kepada Allah, dan bila sudah berharta, jangan angkuh sombong dan durhaka, ingatlah firman Allah di atas’. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syaikh Abdul Qodir Jaelani بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Beliau syaikh Abdul Qodir Jaelani Berkata Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya, Jika kamu mengerti makna suatu kefakiran, maka semua yang ada selain Allah adalah fakir, karena membutuhkan sesuatu, dan hanya Allah sendiri yang kaya, karena Allah tidak membutuhkan sesuatu pertolongan dari makhluk siapapun. Semua yang ada tentu ada yang mengadakan, adapun yang mengadakan itu Dia-lah Allah Ta’ala, selain Dia adalah makhluk dan makhluk selalu membutuhkan, karena itu setiap makhluk adalah fakir renungkan, Allah berfirman yang artinya “Allah itu kaya dan kamu sekalian adalah fakir” QS. Muhammad 38 Ini adalah fakir secara mutlak, fakir secara keseluruhan, namun yang kita maksudkan disini adalah fakir harta benda. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fakir, karena memang dia tidak membawa apa apa ketika dilahirkan, namun dalam mencari harta setiap orang dapat dilihat dari lima kriteria Pertama Apa bila dia diberi harta dia tidak suka, dia tidak mengambil harta itu dan benci, karena dia menjaga dirinya dari kejahatan harta dan bahayanya, orang seperti ini di namakan orang zuhud, yaitu orang yang memandang harta sama seperti batu dan tanah dan ini adalah tingkatan tertinggi. Kedua Dia tidak gemar terhadap harta dan tidak pula membencinya, dia zuhud apa bila memperoleh harta, orang seperti ini di namakan orang yang ridho. Ketiga Dia suka kepada harta dari pada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai membuat dia jadi rakus yang selalu kurang dan ingin bertambah, dia mau mengambil harta itu jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak, orang yang seperti ini di namakan orang yang qona’ah, yaitu orang yang menerima dengan ridho apa yang ada ditangannya sendiri, apa yang telah dimiliki, Keempat Dia tidak punya harta lantaran lemah dan tak bisa mencarinya, dan seandainya masih mampu tentu di carinya sekalipun berpayah-payah, dia akan selalu sibuk mencarinya, orang seperti ini sekalipun tak punya harta, tergolong orang yang rakus dan tercela. Kelima Yang dibutuhkan itu benar benar sangat dibutuhkan, seperti orang dalam keadaan lapar dan tak punya pakaian, maka mencari harta dalam keadaan seperti ini sekalipun sangat ingin, bukan di namakan cinta harta, karena yang tidak di miliki memang sangat di butuhkan. Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu. Wahai hamba Allah jagalah nikmat itu dengan bersyukur, terimalah perintah-Nya dengan membuka telinga, terimalah kesulitan dengan kesabaran dan kemudahan dengan syukur, karena demikianlah keadaan orang orang terdahulu, seperti para Rasul dan orang shalih, mereka selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepadanya dan mereka selalu bersabar atas musibah dan kesulitan yang sedang menimpa dirinya. Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan. Wahai hamba Allah, terkadang Allah Ta’ala menjelaskan hukuman di dunia ini dengan memberikan ujian dan cobaan yang berbagai bentuk, seperti cobaan jasmani dan rohani yang berupa panyakit, kecelakaan, sakit ,gelisah, duka cita, rasa tidak aman, kehilangan harta kekayaan, kebakaran, di curi orang, dan kematian,. Ujian dan cobaan yang menimpa manusia itu ada dua penyebab, yaitu disebabkan kedurhakaan terhadap Allah oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapus dosa kedurhakaanya itu sendiri, dan agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaanya itu. Karena takdir Allah sendiri untuk menguji hamba-Nya dan kelak di akhirat akan di ganti dengan rahmat dan keridhaan-Nya, kalau yang di uji itu bersabar dan tawakal kepada-Nya. Cahaya adalah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya, mengenal Rasul-Nya, serta mengetahui dan mengamalkan ajaran ajaran-Nya, perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya di tinggalkan jauh jauh. Wahai hamba Allah, bangkitlah kamu dari perangkap maksiat, peliharalah dengan pasrah hukum hukum-Nya, apa bila datang kepadamu suatu kenikmatan bersyukurlah kamu kepada-Nya, apa bila datang kepadamu suatu kesulitan, maka bersabarlah dan bertobatlah atas kesalahan kesalahanmu, ukurlah dirimu, karena Allah tidak akan menganiaya hamba hamba-Nya yang taat beribadah, ingatlah akan kematian dan apa yang terjadi setelah kematian itu. Bangunlah wahai hamba hamba Allah! sampai kapan tidurmu, kebodohanmu, sampai kapan kamu mengulang ulang kebatilanmu, mengapa tidak kamu biasakan mengabdi kepada Allah, dan untuk mengikuti syari’at syari’at-Nya. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani. بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Wahai hamba Allah, kehendakmu kepada Allah tidak benar kecuali kau tunjukkan kepada-Nya semata hendak menuju Allah itu harus murni, harus berhati suci dan bebas dari selain Dia. dan kalau tidak, usaha itu dinamakan riya, syirik, mempersekutukan Allah dengan benda yang lain, maka orang yang seperti itu dinamakan orang yang merugi karena hatinya tidak tenang, hatinya selalu gundah karena keinginannya tak pernah terpenuhi, dan rugi di akhirat karena disana nanti akan memperoleh imbalan siksa yang menghinakan. Wahai hamba Allah, janganlah kamu bermesra dengan hadirnya setan di hatimu, dengan kesenangan dunia dan syahwat, penjelmaan setan yang berbentuk manusia adalah mereka yang menjalin persahabatan dengan nilai yang buruk dan teman yang suka membual. Wahai hamba Allah, jagalah ketenangan hatimu dihadapan Allah dan tinggalkanlah tingkah laku yang buruk, jika kamu ingin memperoleh berkah Allah, berkah Allah itu hanya diperoleh orang orang yang berhati tenang dan meniggalkan tingkah laku yang buruk, Rasulullah pernah bersabda ”tiada puasa bagi orang yang dibayangi oleh makan daging manusia.” bahwa puasa itu bukan hanya meninggalkan makan dan minum, tetapi disandarkan juga pada bentuk meniggalkan perbuatan dosa, takutlah terhadap dosa gunjing karena hal itu merongrong yang baik bagaikan api memakan kayu bakar, maka apa arti puasa seseorang kalau hatinya penuh dosa, lisannya dipergunakan untuk berbicara yang tidak tetap baik, berdusta, menghina orang, menyakiti orang, kalau tingkah laku orang itu sudah buruk, maka puasanya itu tidak punya arti apa apa, walaupun dia sudah meningalkan makan, minum dan berduka, Wahai hamba Allah, takutlah kamu terhadap pandangan yang disertai syahwat, karena hal itu memendam kemaksiatan dalam hati, yang akibatnya kamu tidak terpuji di dunia dan di akhirat, takutlah kamu akan sumpah palsu karena perbuatan itu ibarat rumah tanpa kamar, dan menghilangkan barakah agamamu, Wahai hamba Allah, janganlah kamu menafkahkan hartamu dengan sumpah dusta dan kamu binasakan agamamu, kalau kamu punya akal tentu kamu mengerti bahwa hal itu termasuk pandangan lemah. Wahai penghuni bumi, tidak lama lagi penyesalan akan datang kepadamu di hari penampakan dan kerugian, hitunglah dirimu sebelum datang hari kiamat yang memperdayakan dirimu dengan hukum Allah, sadarkah kamu berada dalam lingkaran yang buruk karena berbuat kemaksiatan, goncang dan suka menzalimi manusia, kemaksiatan itu cenderung ke arah kekafiran, sebagaimana penyakit cenderung ke arah kematian sebelum datang malaikat maut mencabut nyawamu. Wahai hamba Allah, bertobatlah kamu, apakah kamu tahu bahwa Allah Ta’ala menguji kamu dengan suatu ujian itu agar kamu bertobat kepada-Nya, tetapi kamu berpikir tidak mau memikirkan untuk melepaskan maksiat terhadap-Nya?, dizaman ini tiada cobaan atas seseorang kecuali dalam batas keterasingan. Wahai hamba Allah, perbuatan dosa itu suatu kepedihan bukan suatu kenikmatan, perbuatan dosa itu adalah siksa untuk dirimu, dan perbuatan dosa itu tidak dapat menambah kemuliaan, Segolongan manusia itu ada yang diuji agar mereka mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah Ta’ala, mereka sabar bersama Dia karena ingin memperoleh ridha-Nya, apabila hal ini sempurna maka pengusaan ilmu baginya pun sempurna, tetapi jika hal ini tidak sempurna, maka mereka merasa yakin bahwa mereka dalam kebinasaan. Lanjut ↓ Wejangan Syeikh Abdul Qodir Jaelani بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Beliau Syeikh Abdul Qodir Jaelani Rahimahullah Berkata Wahai hamba Allah, janganlah kamu berputus asa dari memperoleh petunjuk Allah dan lepas dari duka cita, sesungguhnya Dia dekat, Allah Ta’ala berfirman yang artinya ”kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu kejadian yang baru.” QS. ath-Thalaq 1. Wahai hamba Allah, janganlah kamu lari dari ujian dan cobaan, karena datangnya ujian dan cobaan yang di barengi dengan sabar itu sebagai pondasi setiap kebaikan, pondasi kenabian, kerasulan, kewalian, dan kearifan, Kecintaan kepada Allah itu ada pada ujian dan cobaan. Jika kamu tidak sabar atas datangnya ujian dan cobaan yang menimpa kamu, berarti kamu tidak punya pondasi. Sesungguhnya kamu lari dari ujian dan cobaan yang menimpa kamu, berarti kamu tidak butuh dalam kewalian, makrifat dan dekat dengan Allah. Bersabarlah kamu sehingga kesabaran itu sering bersama kamu. Orang mukmin itu tidak takut dan mengharap kecuali kepada Allah saja, Dalam hatinya telah diberi kekuatan dan rahasia, hatinya teguh kepada Allah, sebab yang dituju hanya Dia semata. Wahai amba Allah, kamu pasti merasakan kemanisan, kepahitan, kebaikan, kerusakan, kekotoran, dan kejernihan, Apa bila hatimu ingin bersih secara sempurna maka lepaskanlah hatimu dari sesuatu selain Allah. Wahai hamba Allah, janganlah kamu menjadi orang yang jahil yang khawatir anaknya kelaparan, yang hatinya goncang memikirkan nasib perekonomian anak anaknya nanti, tetapi tidak memikirkan apa yang hendak di sembah nanti oleh anak anaknya itu, menyembah dunia atau menyembah Allah Ta’ala. Wahai hamba Allah, keluarkan isi hatimu sampai telanjang dari keduniaan ini, dekati pintu akhirat dan masuklah kesana. Wahai hamba Allah, janganlah kamu berpaling dari Allah Ta’ala dan jangan pula kamu berpaling dari hamba hamba-Nya yang shaleh, Jika kamu berpaling dari Allah Ta’ala, berarti kamu kufur kepada-Nya. dan apabila kamu berpaling dari hamba hamba-Nya yang shaleh, berarti kamu berpaling dari ayat ayat-Nya, Karena mereka orang orang yang shaleh adalah pewaris para nabi, yang selau mengajak kamu untuk berbuat kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran. Wahai hamba Allah, beramallah kamu dengan anggota tubuhmu dan hadapkanlah hatimu kepada-Nya semata, Amalanmu adalah untuk dirimu dan untuk persiapanmu dengan Tuhanmu nanti, Ilmu lahir jadi penerang lahir dan ilmu batin menjadi penerang batin, ilmu sebagai penerang antara kamu dengan Tuhanmu, kalau kamu beramal menurut ilmu yang kamu miliki tentu memperdekat jalanmu kepada Tuhanmu. Ya Allah tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka. Amin. Lanjut ↓ Wejangan Dan Nasehat Syeikh Abdul Qodir Jaelani بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Syeikh Abdul Qodir Jaelani Berkata Wahai hamba Allah, berhentinya keinginan terhadap apa yang sudah diberikan, dan tidak ada lagi keinginan untuk menambah dari yang sudah ada adalah sifat qona’ahmu yang terpuji, Ketahuilah, bahwa qona’ah itu adalah menerima dengan rela apa yang telah ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas serta disertai usaha karena mencari keridhaan Allah, menerima dengan sabar akan takdir Allah, bertawakal kepada-Nya, dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia, Yakinlah kamu bahwa qona’ah itu suatu sikap hidup yang harus di miliki oleh setiap muslim, karena dengan qona’ah hati menjadi tenang, bahkan menjadi suatu modal yang takkan pernah habis, dalam situasi dan kondisi apapun. Perhatikan sabda Nabi ”qona’ah itu adalah harta yang tak akan pernah hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap.” HR. Thabrani dari Jabir Abu Sulaiman Anshari berkata ”Qona’ah adalah merupakan bagian dari sikap ridha, sebagaimana Wara’ adalah merupakan bagian dari sikap Zuhud. Qona’ah adalah permulaan Ridha, dan Wara’ adalah permulaan zuhud.” Sikap qona’ah adalah suatu sikap yang dituntut oleh setiap mukmin, karena dengan sikap qona’ah mereka dapat terhindar dari ajakan nafsu terhadap dunia dan kemewahannya, dan keinginan hawa nafsu kepada dunia ini tidak akan pernah puas, bahkan akan membawa manusia untuk selalu disibukkan dengan urusan dunia semata, Sehingga lupa untuk mempersiapkan kehidupan akhirat dan Tuhannya. Qona’ah adalah suatu sikap yang dapat mendidik manusia untuk bersyukur kepada nikmat Allah, dan dengan bersyukur kepada nikmat Allah itulah manusia memperbanyak beribadah kepada Allah Ta’ala. perhatikan sabda Nabi Sallallahu Alaihi Wa Salam ”Jadikanlah kamu orang yang wara’ tentu kamu menjadi manusia yang paling banyak beribadah, dan jadilah kamu orang yang bersifat qona’ah, tentu kamu menjadi manusia yang paling bersyukur.” HR. Bukhari dari Abu Hurairah Muhammad bin Tirmidzi berkata ”Qona’ah adalah jiwa merasa lapang dengan rezeki yang diberikan Allah kepadanya, dan hilang rasa tamak terhadap sesuatu yang tidak dicapai.” Wahai hamba Allah, maksud qona’ah itu sangat luas, qona’ah menyuruh manusia untuk betul-betul percaya akan kekuasaan Tuhannya yang melebihi kekuasaan manusia. Qona’ah menyuruh sabar menerima ketentuan Allah Ta’ala jika ketentuan itu tidak menyenangkan, dan menyuruh manusia bersyukur bila Allah meminjami kenikmatan kepadanya, Dalam hal yang demikian manusia masih tetap di suruh berusaha keras, sebab selama manusia masih hidup, masih diwajibkan berusaha mencari rezeki. Kamu bekerja bukan berarti meminta tambahan yang telah ada dan tak merasa cukup apa yang telah ada didalam tangan, tetapi kamu bekerja sebab kamu masih hidup, dan orang hidup itu wajib bekerja, inilah maksud qona’ah….. BERSAMBUNG Sumber artikel Semoga Bermanfa’at Untuk Kita Semua… Selamat menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya & sebenar-benarnya. 1. “ Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa diketahui.”...2. “ Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.”..3. “ Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing². Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.”..4. “ Bersopanlah yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna bagimu.”5. ”Orang-orang yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya nescaya kamu mengetahui siksaan-siksaan-Nya.”6. “ Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.”7. “ Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaiki.”8. “ Janganlah kamu takut kepada makhluk dan janganlah kamu berharap kepada mereka, kerana hal itu menunjukkan betapa lemahnya imanmu. Hendaklah engkau istiqamah dalam cita-citamu, sehingga engkau memperolehi ketinggian, kerana Allah SWT akan memberimu sesuatu yang layak dengan cita-citamu, dengan kebenaran dan keikhlasanmu. Bersungguh-sungguhlah engkau, songsong dan kejarlah, kerana sesuatu itu tidak akan datang kepadamu begitu sahaja, tanpa berusaha memperolehinya, sedangkan engkau mempunyai kewajiban untuk melakukan amal kebaikan sebagaimana engkau diwajibkan untuk mencari rezeki.”9. “ Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.”10. “ Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.”Kata-Kata Mutiara tentang Kehidupan11. “ Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.”12. “ Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.”13. “ Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa nafsu.”14. “ Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya didalam hati. Engkau boleh menyimpannya diluar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu.”15. “ Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya.”16. ”Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu.“17. ”Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan.“18. “ Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang.”19. “ Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. “20. “ Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya.”21. “ Penyesalan perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik.”22. ”Hati yang baik itu karena adanya takwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, bertauhid kepada-Nya dan ikhlas dalam beramal serta yakin akan kerusakan semua itu apa bila tidak ada tindakan-tindakan tersebut.“23. “ Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.”24. Jika dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “ buah fikiran”..”25. “ Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamat dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.... HAKIKAT INSAN Mengenal Diri “Orang yang beriman selalu menyembunyikan apa yang ada padanya. Jika lisannya terlanjur mengucapkan sesuatu yang kurang baik, maka ia segera memperbaiki ungkapan yang diucapkan itu. Berusahalah menutupi apa yang telah lahir, dan mohon kemaafan.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bagian masing². Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara khusus.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Jika dunia dan akhirat datang melayanimu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu Tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “buah fikiran.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah engkau menuntut imbuhan atas amal perbuatanmu, baik keduniaan maupun keakhiratan. Janganlah kamu mencari nikmat, carilah Zat yang memberimu nikmat. Carilah tetangga sebelum mendapatkan rumah. Dialah Zat yang mewujudkan segala sesuatu, Zat yang mengaturkannya dan yang wujud sesudah segala sesuatu. Saudaraku, Janganlah kamu termasuk golongan orang² yang apabila diberi nasehat, tidak mau menerima, dan jika mendengar nasehat tidak mau mengamalkannya. Ketahuilah, bahwa agamamu akan terhapus hilang disebabkan empat perkara1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu Kamu tidak mau berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak mengetahuinya..”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Kepada mereka yang fasik, takutlah kepada orang yang beriman. Jangan bergaul dengan dia, selagi kamu masih bergelimang dengan kemaksiatan yang keji. Sebab, orang² mukmin, dengan cahaya Illahi, mengetahui apa yang ada dalam dirimu. Mereka mengetahui syirik dan munafikmu dengan melihat tindakan dan gejolak yang ada di balik dirimu. Mereka melihat cela dan aibmu. Barangsiapa tidak mengetahui tempat keberuntungan, lalu dia jelas tidak akan beruntung. Jika demikian, berarti berubah akalmu, dan teman-temanmu pun berubah akal pula. Sabda Nabi Muhammad Saw yang artinya; “Takutlah kamu dengan firasat seorang mukmin. Sebab ia memandang sesuatu dengan cahaya Illahi.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Para kekasih Allah aulia terhadap makhluk adalah buta, tuli dan bisu. Jika hati mereka telah dekat kepada Allah Azza Wajalla, maka mereka tidak mendengar dan melihat selain-Nya. Mereka berada pada kedudukan antara Al-Jalal dan Al-Jamal, tidak berpaling ke kanan ataupun kiri. Bagi mereka tidak ada belakang, yang ada hanyalah depan. Manusia, jin, malaikat dan makhluk yang lain melayani mereka. Demikian pula hukum dan ilmu. Karunia fadhal merupakan santapan dan penyegarnya. Mereka makan dari fadhal-Nya dan minum susu-Nya. Mereka minum, mereka merasa bising terhadap suara-suara manusia, tetapi mereka tinggal bersama-dengannya makhluk. Mereka menyuruh makhluk melaksanakan perintah Allah SWT, mencegah makhluk dari mengerjakan larangan-larangan-Nya, sebagai penerus ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merekalah pewaris yang sebenarnya. Para kekasih Allah itu tidak pernah bertindak dan bersikap demi diri dan nafsunya sendiri. Mereka mencintai sesuatu karena Allah Azza Wajalla dan membenci sesuatu juga karena-Nya. Semuanya demi Dia, tidak ada bagian yang diberikan kepada selain-Nya. Firman Allah SWT, yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama” Fathir 28.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Terimalah nasib dengan zuhud, tidak dengan kebencian. Orang yang makan sambil menangis tidak sama dengan orang yang makan sambil ketawa, dalam menerima segala ketentuan-Nya. Senantiasalah hatimu dengan Allah Azza Wajalla. Berserah dirilah atas keburukan nasib. Kamu makan sesuatu yang diberikan oleh tabib dan sesuai dengan obatnya adalah lebih baik daripada makan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengetahui asal usulnya. Selama hatimu keras terhadap amanat, maka hilanglah rahmat darimu, dan hilanglah pula segala yang ada padamu. Hukum² syariat itu amanat yang dibebankan kepadamu, sedangkan kamu meninggalkan dan mengkhianatinya. Tidak berguna lagi jika amanat telah lenyap dari hatimu.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Andaikata tanpa karunia Allah Azza Wajalla, mana mungkin orang berakal mentadbir negara, bergaul dengan para penghuninya, yang telah dilanda sifat riak, nifak, zalim bergelimang syubhat dan haram. Benar telah tersebar kekufuran, Ya Allah. Kami mohon pertolongan kepada-Mu dari kefasikan kelancangan. Telah banyak kelemahan melanda para zindik. Sungguh telah ku bongkar rahasia rumah kamu. Tetapi aku mempunyai dasar yang memerlukan pembina. Aku mempunyai anak-anak yang memerlukan pendidikan. SEANDAINYA KU UNGKAP SEBAGIAN RAHASIAKU, tentu hal ini merupakan pangkal perselisihan antara aku dengan kamu..”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Nasehatilah dirimu terlebih dahulu, kemudian baru orang lain. Kamu harus memelihara nafsumu. Jangan kamu mengira kesalahan orang lain sebab, dirimu masih memerlukan perbaikan. Adakah kamu tau bagaimana cara membersihkan orang lain? Bagaimana menonton orang lain? Padahal yang dapat memimpin manusia adalah orang² yang awas. Hanya perenang ulung yang dapat menyelamatkan orang lain yang tenggelam dalam lautan. Hanya orang yang mengetahui Allah yang dapat mengarahkan umat manusia ke arah jalan-Nya. Tidaklah ucapan yang diperlukan untuk berbakti kepada Allah Swt melainkan perbuatan nyata.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Nafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamatkan dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam kebaikan.” ↑ Syeh Abdul Qodir Jaelani ↑Dipetik Dari Buku Al-Fath Ar-Rabbani Hakikat Pengabdian, Wallahu A’lam. “Syirik itu terdapat pada lahir maupun batin. Syirik lahir adalah menyembah berhala sedangkan syirik batin adalah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan manfa’at.” Wahai anak; “Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil mencuri maka lakukanlah. Jika kamu mampu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.” “Jadikanlah akhiratmu sebagai modalmu dan jadikan duniamu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang masih tersisa maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.” “Mudah-mudahan umat Islam diselamatkan dari bencana alam selama dia masih mau mendo’akan saudaranya yang seiman.” “Yang paling beruntung adalah mereka yang mampu ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.” “Berpikirlah, bahwasanya sesuatu yang kamu cintai di dunia ini tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi dan pasti fana. Jika kamu telah menyadari hal ini, maka kamu tidak akan melupakan-Nya walaupun sekejap.” “Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.” “Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” “Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.” Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah dalam hatimu “Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.” Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu “Orang ini bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia bodoh tidak tahu, sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu “Dia telah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.” Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu “Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.” Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu “Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku” jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu “Anak ini belum bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.” Hai yang ternoda karena ketamakannya….andaikata kau bersama penghuni bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah rasa tamak untuk mencari sesuatu rezeki yang telah ditetapkan untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang telah selesai pembagiannya….? Wahai Allah…Dzat yang mengetahui Kelemahanku dari memuji-Mu,…Aku memohon kehadirat-Mu…. sesempurna orang yang memuji-Mu,…Engkau bukakan haqeqat-haqeqat Asmamu & Sifat-Mu,…..dan kenalkan aku melalui Kesempurnaan-Mu yang Maha lembut. “Bantulah orang fakir dengan sebagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit maupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasehat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahwa tangisan kalian bukan karena Allah.” Syeh Abdul Qodir Jaelani Dunia Adalah Ladang dan Akhirat Adalah Tempat Tinggal “Wahai muridku, jangan jadikan apa yang kamu makan dan minum, yang kamu pakai, yang kamu nikahi dan berkumpul dengannya sebagai tujuan dan cita-cita. Semuanya adalah dorongan hasrat dan hawa dan cita-cita hati adalah Allah al-Haq. Maka jadikanlah Allah dan segala yang ada pada-Nya sebagai tujuan dan cita-citamu. Dunia ada penggantinya yaitu akhirat. Makhluk ada penggantinya yaitu sesuatu yang kamu tinggalkan didunia, akan engkau dapati pengganti yang lebih baik didalam kehidupan yang akan datang. Anggaplah bahwa masih tersisa umur sampai hari ini, bersiaplah untuk kehidupan akhirat, karena kesempatan itu akan hilang dengan datangnya malaikat Izrail pencabut adalah ladang dan tempat singgah bagi manusia, dan akhirat adalah tempat diam. Jika semangat dari Allah telah datang, maka keduanya dunia dan akhirat akan tertutupi. Sehingga dia akan berdiri diantara keduanya, tidak kepada dunia dan tidak kepada akhirat.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Hidup di Dunia Bagai Berteduh Di Bawah Pohon Rosulullah Saw tidur diatas sebuah tikar, ketika beliau bangun tampak bekas tikar itu di pinggangnya. Kemudian kami berkata “Wahai Rosulullah bagaimana seandainya kami membuatkan kasur alas tidur yang empuk untuk anda?” Maka Beliau bersabda “Apalah artinya dunia ini bagiku? Aku didunia ini hanyalah bagaikan seorang pengendara yang berteduh dibawah sebuah pohon kemudian pergi dan meninggalkannya.”HR. Tirmidzi Dunia Ini Tidak Berharga Rosulullah Saw bersabda “Sesungguhnya dunia ini dilaknat dibenci karena tidak berharga dan dilaknat pula apa yang ada didalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan segala yang mendekatkan kepada-Nya, orang alim dan orang yang menuntut ilmu.”HR. Tirmidzi Dunia di Tangan Bukan di Hati “Dunia boleh saja ditanganmu atau berada disakumu untuk engkau simpan dan pergunakan dengan niat yang baik. Tetapi jangan meletakkannya didalam hati. Engkau boleh menyimpannya diluar pintu hati, tetapi jangan memasukkannya ke dalam pintu. Karena hal itu, tidak akan melahirkan kemuliaan bagimu.”Syeh Abdul Qodir Jaelani firman Allah Swt “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah senda gurau, permainan dan perhiasan”Senda gurau, permainan, dan perhiasan bagi anak kecil yang bodoh, bukan untuk orang-orang dewasa yang memiliki akal sehat. Aku telah memberitahukan bahwa dunia hanya untuk orang yang bodoh yang tidak berakal sehat. Dan aku juga telah memberitahukan bahwa kalian diciptakan bukan untuk permainan dan sibuk dengan dunia dengan melupakan akhirat. Apabila engkau mengambil bagian dunia dengan hawa nafsu, keinginan, dan syahwat, maka apa yang engkau dapat darinya hanya berupa ular, kalajengking, dan racun. Sibukkanlah dirimu dengan akhirat, kembalikan hatimu untuk dekat dengan-Nya. Sibuklah dengan-Nya, setelah itu barulah engkau ambil apa saja yang datang kepadamu dunia, melalui tangan kemurahan-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Allah Tidak Memandang Dunia Karena Tidak Berharga Nabi Saw bersabda “Sejak Allah menciptakan dunia, Dia tidak pernah memandangnya.” Hasan ra mengatakan bahwa maksudnya; Allah Swt tidak pernah memandangnya dengan pandangan rahmat-Nya karena kebencian-Nya. Sungguh dunia itu merupakan hijab penghalang yang besar. Dengan ujian dunia akan terbukti manakah orang yang bersih dan manakah orang yang cacat. Orang yang masih terdapat cinta dunia didalam hatinya tidak akan bisa sampai pada kelezatan bermunajat kepada-Nya. Karena cinta dunia itu berlawanan dengan Allah dan berlawanan dengan sesuatu yang dicintai-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Kefakiran adalah tidak punya sesuatu yang di butuhkan, dan jika tidak membutuhkan sesuatu maka dinamakan kaya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Jika kamu mengerti makna suatu kefakiran, maka semua yang ada selain Allah adalah fakir, karena membutuhkan sesuatu, dan hanya Allah sendiri yang kaya, karena Allah tidak membutuhkan sesuatu pertolongan dari makhluk siapapun.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] “Semua yang ada tentu ada yang mengadakan, adapun yang mengadakan itu Dia-lah Allah Ta’ala, selain Dia adalah makhluk dan makhluk selalu membutuhkan, karena itu setiap makhluk adalah fakir renungkan, Allah berfirman yang artinya “Allah itu kaya dan kamu sekalian adalah fakir”QS. Muhammad 38 Ini adalah fakir secara mutlak, fakir secara keseluruhan, namun yang kita maksudkan disini adalah fakir harta benda. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fakir, karena memang dia tidak membawa apa apa ketika dilahirkan, namun dalam mencari harta setiap orang dapat dilihat dari lima kriteria Pertama Apa bila dia diberi harta dia tidak suka, dia tidak mengambil harta itu dan benci, karena dia menjaga dirinya dari kejahatan harta dan bahayanya, orang seperti ini di namakan orang zuhud, yaitu orang yang memandang harta sama seperti batu dan tanah dan ini adalah tingkatan tertinggi. Kedua Dia tidak gemar terhadap harta dan tidak pula membencinya, dia zuhud apa bila memperoleh harta, orang seperti ini di namakan orang yang ridho. Ketiga Dia suka kepada harta dari pada tidak ada, tetapi kesukaannya itu tidak sampai membuat dia jadi rakus yang selalu kurang dan ingin bertambah, dia mau mengambil harta itu jika harta itu tidak syubhat dan halal secara mutlak, orang yang seperti ini di namakan orang yang qona’ah, yaitu orang yang menerima dengan ridho apa yang ada ditangannya sendiri, apa yang telah dimiliki, Keempat Dia tidak punya harta lantaran lemah dan tak bisa mencarinya, dan seandainya masih mampu tentu di carinya sekalipun berpayah-payah, dia akan selalu sibuk mencarinya, orang seperti ini sekalipun tak punya harta, tergolong orang yang rakus dan tercela. Kelima Yang dibutuhkan itu benar benar sangat dibutuhkan, seperti orang dalam keadaan lapar dan tak punya pakaian, maka mencari harta dalam keadaan seperti ini sekalipun sangat ingin, bukan di namakan cinta harta, karena yang tidak di miliki memang sangat di butuhkan.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Wahai hamba Allah, yang disebut kerja keras itu bukan terletak pada kekesatan pakaianmu dan makananmu, kerja keras adalah terletak pada sikap zuhud hatimu.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] Wahai hamba Allah, jagalah nikmat itu dengan bersyukur, terimalah perintah-Nya dengan membuka telinga, terimalah kesulitan dengan kesabaran dan kemudahan dengan syukur, karena demikianlah keadaan orang orang terdahulu, seperti para Rasul dan orang shalih, mereka selalu bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepadanya dan mereka selalu bersabar atas musibah dan kesulitan yang sedang menimpa dirinya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Sabar adalah suatu ketentuan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban, selain itu sabar adalah suatu kekuatan.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Wahai hamba Allah, terkadang Allah Ta’ala menjelaskan hukuman di dunia ini dengan memberikan ujian dan cobaan yang berbagai bentuk, seperti cobaan jasmani dan rohani yang berupa panyakit, kecelakaan, sakit ,gelisah, duka cita, rasa tidak aman, kehilangan harta kekayaan, kebakaran, di curi orang, dan kematian.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] “Ujian dan cobaan yang menimpa manusia itu ada dua penyebab, yaitu Disebabkan kedurhakaan terhadap Allah oleh manusia itu sendiri sebagai balasan untuk menghapus dosa kedurhakaanya itu sendiri, dan agar manusia menjadi sadar atas kedurhakaanya takdir Allah sendiri untuk menguji hamba-Nya dan kelak di akhirat akan di ganti dengan rahmat dan keridhaan-Nya, kalau yang di uji itu bersabar dan tawakal kepada-Nya.”[Syeh Abdul Qodir Jaelani] ”Cahaya adalah hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya, mengenal Rasul-Nya, serta mengetahui dan mengamalkan ajaran ajaran-Nya, perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya di tinggalkan jauh jauh.“[Syeh Abdul Qodir Jaelani] Wahai manusia, zuhudlah di dunia dan ambillah bagian-bagianmu yang kamu peroleh dari dunia dengan tangan takwa dan wara’ lalu carilah akhirat dan beramallah kamu untuk akhiratmu, sadarkanlah jiwamu dan taatlah kamu kepada Allah Ta’ala, nasehatilah jiwamu terlebih dahulu untuk mengabdi kepada-Nya, lalu nasehatilah orang-orang selain kamu, bagaimana jadinya kalau kamu memperbaiki orang lain sedang kamu sendiri buta ?! Yang penting bagi kamu adalah, mendidik hatimu untuk selalu berbuat baik, tiada guna lidahmu mengajak orang lain, jika dalam hatimu masih bersarang kotoran dan dosa syirik, bagaimana manusia akan mengikuti ucapanmu, jika dalam hatimu penuh dengan noda dosa ?! “Kamu jangan seperti orang munafik, orang yang tidak jujur dan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya dengan apa yang di ucapkannya, obatilah hatimu yang sakit sebelum kamu mengobati orang lain.” “Janganlah kamu menjadi orang yang berlisan syukur, tetapi hatimu berpaling dari hak yang datang kepadamu, memang demikianlah kebanyakan orang.” “Orang mukmin adalah orang yang tidak mau mengikuti kemauan hawa nafsunya dan hawa setan, jadikanlah hidup di dunia untuk mencari bekal buat akhirat, dan dalam setiap waktunya selalu dipergunakan untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya.” Wahai hamba Allah, jagalah ketakwaan dan jagalah syari’at, siapkan dirimu untuk menekan kemauan nafsu, Allah telah berfirman kepada Nabi dan para Rasul untuk menyampaikan berita gembira dan kabar ancaman ! ”Dimanakah rasa syukur dari kamu wahai orang yang berpaling dari Allah ? wahai orang yang melihat nikmat datang dari selain Allah ? adakalanya kamu melihat nikmat itu datang dari selain Allah, suatu saat nanti kamu akan datang menghadap-Nya dan kamu akan melihat kesombonganmu sendiri.“ “Suatu kaum itu disibukkan untuk memberi kepada makhluk. Mereka mengambil dan memberi. Mengambil dari karunia dan rahmat Allah dan memberikan kepada fakir dan miskin yang ditimpa tunaikan hutang orang yang berhutang yang tiada kuasa untuk adalah raja-raja, bukan raja-raja dunia, karena raja-raja dunia itu mengambil dan tidak memberi, sedangkan kaum itu mengutamakan orang lain dan menunggu-nunggu orang yang tidak mengambil dari tangan Allah bukan tangan makhluk. Usaha anggota badan mereka untuk makhluk, sedangkan usaha hati mereka untuk mereka sendiri. Mereka berinfak memberikan harta itu karena Allah bukan karena hawa nafsu, bukan karena pujian dan kaum yang sombong terhadap Allah dan terhadap makhluk, karena sombong itu termasuk sifat orang-orang pemaksa yang mana mereka [kelak] dibenamkan ke dalam neraka jahanam. Apabila kamu marah kepada Allah maka kamu sombong kepada-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Janganlah kamu melihat amalmu, walaupun anggota-anggota badanmu bergerak untuk amal dan hatimu beserta Zat yang mana amal itu ditujukan kepada Allah. Apabila hal ini sempurna bagimu maka hatimu menjumpai mata yang dapat melihat. Makna menjadi bentuk, yang ghaib menjadi hadir, berita menjadi terang. Hamba apabila baik karena Allah maka Dia bersamanya dalam semua keadaan. Dia mengubahnya, menggantikannya dan memindahkannya dari satu keadaan kepada keadaan yang menjadi berarti, seluruhnya menjadi keimanan, keyakinan, pengetahuan, pendekatan dan kesaksian. Seluruhnya menjadi siang tanpa malam, sinar tanpa gelap, jernih tanpa keruh, hati tanpa nafas, rahasia tanpa kasar, fana tanpa wujud, ghaib tanpa menjadi kitab ghaib dari mereka dan dirinya. Seluruh ini pangkalnya adalah jinak kepada Allah sehingga kejinakan ini sempurna antara kamu dan Allah.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Makhluk dan Khaliq tidak berkumpul. Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati. Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu. Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat. Ada kalanya terbayang bahwa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu. Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu. Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul. Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarkanlah akhirat dari hatimu. Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia dan akhirat dan apa yang selain-Nya dari di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat dekat kepada Allah.”Syeh Abdul Qodir Jaelani Puasanya Orang Zuhud & Puasanya Orang Arif “Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa orang zuhud itu siang hari, sedangkan puasa orang arif itu siang dan malam. Ia tidak berbuka dari puasanya sehingga ia bertemu yang arif itu puasa tahunan, selalu demam. Puasa tahunan dengan hatinya, demam dengan rahasianya, dan ia tau bahwa sembuhnya itu adalah dengan bertemu Tuhan-nya dan dekat kepada-Nya.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Lelah itu selama kamu berkemauan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. Apabila kamu telah sampai dan habis jarak perjalananmu dan kamu berada di dalam rumah dekat dengan Tuhanmu maka hilanglah beban tetaplah terhibur dengan-Nya yang berada di dalam hatimu, dan kamu akan bertambah sehingga kamu mengambil sesuatu di samping-Nya. Mulanya kamu kecil kemudian menjadi besar. Apabila kamu sudah besar maka hati penuh dengan Allah, maka tidak ada jalan dan tidak ada sudut bagi hati untuk kamu ingin sampai kepada ini, maka jadilah kamu mengikuti perintah-Nya, mencegah segala larangan-Nya, berserah diri kepada-Nya dalam kebaikan dan keburukan, kaya dan miskin, mulia dan hina.”Syeh Abdul Qodir Jaelani “Terkadang kamu meminta pertolongan kepada-Nya dengan menentang-Nya.” “Penyesalan perbaikilah hatimu, karena jika hati telah baik, segala tingkah lakumu akan menjadi baik.” ”Hati yang baik itu karena adanya takwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, bertauhid kepada-Nya dan ikhlas dalam beramal serta yakin akan kerusakan semua itu apa bila tidak ada tindakan-tindakan tersebut.“Syeh Abdul Qodir Jaelani Kata kata hikmah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Orang itu dikatakan dekat dengan ALLAH selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Bantulah orang fakir dengan sebahagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit mahupun banyak. Raihlah kasih sayang ALLAH dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada ALLAH yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari ALLAH sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahawa tangisan kalian belum kerana ALLAH.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Apabila kebenaran keimananmu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan ALLAH dan dengan idzin ALLAH juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan redha serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh ALLAH Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya upayamu untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya itu.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada ALLAH di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melaluimu. Jika kebaikan yang didapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpamu, bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian rasakan keuntungan yang didapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalan menuju ALLAH, supaya kamu dapat mencapai Dia. • Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelummu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan ALLAH agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelummu dalam menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan ALLAH lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan. • Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali kamu mencuba menhindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, kerana panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka. • Sebenarnya, bencana yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. ALLAH berfirman “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan baik buruknya hal ihwalmu.” QS 4731.” -~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Janganlah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula mencuba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh ALLAH untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak. Malapetaka itu pun akan datang menimpamu, jika memang telah ditetapkan oleh ALLAH untukmu, baik kamu membencinya, maupun mencuba menghindarkannya dengan doa dan solat atau menghadapinya dengan penuh kesabaran, kerana hendak mencari keredhaan ALLAH.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Taubatlah engkau dari riak dan nifaq. Janganlah malu mengakui hal itu atas dirimu. Yang kuat di antara manusia mulia adalah mereka yang semula munafik. Oleh yang demikian, berkatalah sebahagian ulama, “Tidak ada yang mengetahui hakikat ikhlas kecuali murai orang riak”. Yang paling beruntung ialah mereka yang ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani • “Fikirlah bahawa di dunia ini, suatu yang kamu cintai tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi, pasti fana. Jika hal ini telah benar-benar kamu sedari, tentu kamu tidak akan melupakan-Nya walau sekejap pun. Namun, kebanyakan tidak ada manusia yang mengingatkan hal itu. Barang siapa telah merasakan, bererti telah mengetahuinya. Manusia yang demikian adalah termasuk salah satu dari mereka yang tidak tahan tinggal bersama makhluk.. ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

kata bijak syeh abdul qadir jaelani